Senin, 28 November 2011

wall E

WALL-E
Paper 5
Nama                    : Muhammad Rizki
NPM                      : 28111558
Kelas                     : 1 KB 01
                                                                                                                                                              

 Fakultas teknologi komputer dan Sistem informasi
                                                                     Universitas Gunadarma
                                                                                      2011
Ini merupakan kisah dimana bumi sudah dianggap tidak layak untuk menjadi tempat tinggal manusia dan bumi berubah menjadi tumpukan sampah yang tidak dapat diaur ulang akibat kemajuan teknologi yang begitu pesat. Manusia sudah berusaha untuk mencari planet lain untuk tempat tinggal mereka. Akan tetapi tidak ada palnet yang seperti bumi. Mereka akhirnya memutuskan untuk menciptakan pesawat luar angkasa untuk tempat tinggal mereka sementara karena manusia membuat robot yang ditinggal dibumi yang ditugaskan untuk membersihkan sampah tersebut dengan cara dipres dan diberi nama WALL-E.
Film ini menceritakan tentang robot pembersih bumi yang bernama Wall-e. Disaat manusia pergi untuk menghindari kehancuran bumi akibat polusi seperti sampah dan semacamnya, robot inilah (Wall-e) yang akan membersihkan bumi dari sampah-sampah itu. Jika suatu saat nanti bumi telah bersih dan sudah layak ditempati, maka manusia yang sedang pindah ke luar angkasa dapat pulang ke bumi.
Di masa depan, bumi terpaksa harus ditinggalkan lantaran sudah dipenuhi sampah hasil produksi dari perusahaan Buy N Large yang tak bertanggung jawab. Untuk membersihkan sampah yang bertumpuk, dipilihlah Wall-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth-Class), robot kecil yang diprogram untuk melakukan pembersihan global ini.
Saat itu tahun 2700. Bumi sudah ditinggalkan manusia.
Wall-E dibumi telah punah tetapi ada satu yang masih aktif dan dia mempunyai sahabat berupa binatang kecil seperti kecoak mereka adalah sahabat yang selalu setia menemani Wall-E saat menjalankan tugas. Suatu hari ada pesawat luar angkasa yang datang kebumi mengirim robot probe bernama EVE yang bertugas mencari tanaman sebagai tanda apakah dibumi ada tanda-tanda kehidupan lagi.
Setiap hari Wall E tetap melaksanakan tugasnya yang diprogram untuknya, membersihkan sampah - sampah bumi, misalnya lampu, kaset video, mainan dan yang lainnya.
Eve dan Wall-E berkenalan dan mereka pergi kerumah wall-E ternyata Wall-E memiliki tanaman kemudian ditunjukan kepada Eve teman barunya itu. Tak lama Eve terkaget dan memasukan tanaman kecil itu kedalam tubuhnya robot Eve mati untuk menanti dijemput kembali oleh pesawat luar angkasa. Pesawat pun datang ternyata Wall-E mengikuti pesawat tersebut dan meningglakan bumi karena dia jatuh cinta pada Eve. Di masa depan, bumi terpaksa harus ditinggalkan lantaran sudah dipenuhi sampah hasil produksi dari perusahaan Buy N Large yang tak bertanggung jawab. Untuk membersihkan sampah yang bertumpuk, dipilihlah WALL-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth-Class), robot kecil yang diprogram untuk melakukan pembersihan global ini.

Setelah 700 tahun, WALL-E (Benjamin Burtt) tak kenal lelah membersihkan sampah yang menggunung itu. WALL-E tak pernah mengeluh dan merasa kesepian. Semuanya berjalan lancar sampai suatu hari WALL-E bertemu EVE (Elissa Knight). EVE adalah robot cantik yang dikirim untuk mencari informasi apakah bumi sudah siap dihuni lagi.

Celakanya, WALL-E malah jatuh cinta pada EVE. Selama EVE berada di bumi, WALL-E berusaha untuk selalu melindungi EVE. WALL-E bahkan menunjukkan lokasi di mana ada tumbuhan yang mulai tumbuh. Bukti bahwa bumi sudah mulai menampakkan gejala dapat dihuni lagi.

EVE yang berpegang pada tugas yang diembannya, kemudian menghubungi pembuatnya. Beberapa waktu kemudian, sebuah pesawat datang menjemput EVE. WALL-E yang terlanjur cinta pada EVE kemudian ikut menyusup ke pesawat yang seharusnya hanya membawa EVE itu.

Pesawat itu kemudian membawa EVE dan WALL-E ke sebuah pesawat ruang angkasa besar yang ternyata berisi keturunan manusia yang meninggalkan bumi. Sayangnya tidak semua orang menginginkan kembali ke bumi.

Film animasi produksi Pixar ini mencoba mengusung ide yang sama dengan TOY STORY di mana benda mati bisa memiliki perasaan. Film ini jadi unik lantaran drama romantis ini dapat merangkul penonton baik anak-anak maupun orang dewasa.

Hal lain yang menarik adalah masalah pewarnaan. Bila film animasi biasanya menyuguhkan warna-warna yang cerah, maka film ini justru didominasi oleh warna kecoklatan. Namun justru di situ kelebihannya. Warna yang serba kecoklatan membawa kesan seolah kita berada di alam yang nyata namun di saat yang sama juga memberikan kesan asing.

Namun mungkin yang lebih menarik lagi adalah kepiawaian sanganimator yang mampu menghidupkan perasaan yang terjalin antara WALL-E dan EVE lewat segala keterbatasannya. Ada emosi yang kuat walaupun WALL-E dan EVE hampir tak pernah 'berbicara' dan tak ada emosi yang bisa ditampilkan dari raut muka.

WALL-E bisa jadi adalah salah satu film yang benar-benar bisa menghibur dalam artian yang sebenarnya. Orang dewasa tak harus malu saat menonton film ini tanpa membawa anak kecil karena film ini pun masih layak jadi konsumsi dewasa.
Suatu ketika di tahun 2775 pesawat Axiom melakukan survey ke Planet Bumi dengan mengirim sebuah robot bernama Eve (Extraterrestrial Vegetation Evaluator). Robot Eve bertugas melakukan survey apakah bumi di Planet Bumi sudah ditumbuhi tanaman. Jika Eve menemukan tanaman, berarti Planet Bumi sudah layak huni dan Eve akan kembali ke Pesawat Axiom dan Pesawat Axiom akan segera mendarat di Planet Bumi.
Sementara itu di Planet Bumi, Robot yang bertugas membersihkan planet Bumi yaitu robot Wall-E dan teman kecoaknya menemukan sebuah tanaman kecil yang masih hidup. Wall-E sangat senang dan memutuskan untuk merawat tanaman itu.

Ceritanya, bumi sudah terlalu banyak sampah, jadi manusia memutuskan untuk pergi keluar angkasa, manusia membuat kapal super besar dan super lengkap untuk memanjakan manusia, selama manusia pergi bumi dibersihkan oleh robot-robot pembersih yg diberi nama Wall-e, tapi ternyata setelah 700th nan program bersih-bersih ini gagal, yg tersisa cuma satu robot Wall-e. Wall-e tetap bekerja meski sendirian, sampai suatu hari datang pesawat yg dikirim manusia untuk mengecek apa bumi sudah siap ditinggali kembali. Robot ini diberi nama Eve, putih dan mulus bentuknya hehehe.
 Wall-e yg kesepian jatuh cinta dengan Eve (jangan dipikir terlalu serius bagaimana robot koq bisa jatuh cinta). Wall-e berusaha mati-matian mendekati Eve, karena Eve dilengkapi senjata penghancur luar biasa dan langsung menembak ketika ada benda asing mendekat, tapi krn Wall-e menolong Eve ketika dibadai gurun dan membawa ke rumah Wall-e untuk berlindung, Eve mulai suka, dan ketika Wall-e menunjukkan Eve sebuah bibit tanaman, Eve tiba-tiba bereaksi, setelah menyimpan bibit itu diperutnya, Eve tiba-tiba mati dan ditubuhnya muncul logo tanaman. Karena itu tujuan utama Eve dibuat, mencari bibit tanaman yg merupakan tanda bumi sudah aman kembali untuk ditinggali. Sekarang tinggalan Wall-e yg kebingungan ditinggal sendirian oleh Eve, Wall-e berusaha menghidupakan kembali si Eve dan menjaganya (bagian lucu plus mengharukan nih).
Tidak lama, pesawat yg menjemput Eve datang, Wall-e yg terlanjur jatuh cinta ikut mengejar Eve yg dibawa pesawat luar angkasa itu. sampe akhirnya sampai ke pesawat induk dimana manusia tinggal, well bisa ditebak, manusia yg terlalu dimanjakan oleh teknologi selama 700 tahun, menjadi gendut total, krn tidak pernah ber-olah raga, kerjanya cuma duduk di kursi melayang dan makan. bahkan karena asiknya memandang monitor didepan kursi, mereka tidak bersosialisasi dan tidak sadar klau dipesawat itu ada kolam renang!. bener-bener mungkin terjadi nih. liat aja orang sekarang menempuh jarak dekat aja pake kendaraan, klau disuruh jalan alasan panas lah, debu lah dan blabla banyak alasan lainnya.
Ketika sampai di Planet Bumi, Eve bertemu dengan Wall-E. Melihat Robot Eve yang putih dan bersih, Wall-E langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Maka setelah berkenalan, Wall_E melakukan apa saja untuk menyenangkan hati Eve termasuk menyerahkan tanaman yang sudah dirawatnya selama ini.
Menemukan tanaman berarti tugas Eve selesai, Eve segera memasukkan tanaman itu ke tubuhnya kemudian mati untuk sementara untuk menunggu dijemput pesawat Axiom. Terjadi kesalah pahaman, Wall-E mengira Eve benar-benar mati. Wall-E sangat sedih dan ketika Eve dijemput, Wall-E nekad mengikutinya sampai ke Pesawat Axiom.

Di pesawat Axiom Eve kembali hidup, Wall-E sangat senang sekali. Tanaman yang didapat diserahkan kepada robot kepala yaitu Auto dan Auto menyerahkannya kepada manusia yang bertugas sebagai kapten pesawat yaitu Kapten Mc Crea.
Tetapi lagi-lagi terjadi kesalah pahaman. Ketika Eve sedang diperiksa oleh sebuah robot dokter, Wall-E mengira robot dokter itu akan mencelakai Eve dan Wall-E langsung menyerang.
Kekacauan terjadi, Eve dan Wall-E dianggap sebagai robot jahat dan menjadi buronan semua robot polisi. Ketika tertangkap, Eve dan Wall-E dibuang keluar angkasa tetapi berhasil diselamatkan oleh robot M-O sehingga bisa tetap berada di Peswat Axiom walaupun berstatus buronan.

Masalah yang lebih besar terjadi, Kapten Mc Crea yang sudah mendapatkan tanaman hidup itu sangat senang memutuskan untuk kembali ke Planet Bumi tetapi dihalang-halangi oleh robot kepala Auto. Kekacauan itu terjadi karena sekitar 700 tahun sebelumnya yaitu tahun 2110, polusi di planet bumi bertambah parah dan manusia pada saat itu memprogram robot-robot di Pesawat Axiom untuk tidak kembali ke Planet Bumi.
Namanya juga robot, mereka tidak bisa berpikir dan hanya bertindak m enurut program, mereka tentu tidak bisa berpikir bahwa 700 tahun kemudian keadaan Planet Bumi pasti sudah berubah.

Maka terjadi pertarungan antara Kapten Mc Crea yang dibantu Eve, Wall-E dan beberapa robot kecil (termasuk M-O) melawan Auto yang dibantu hampir semua robot tentara di pesawat Axiom. Berkat perjuangan yang tak kenal menyerah dari Wall-E dan kawan-kawannya, Robot Auto berhasil dilumpuhkan dan Pesawat Axiom kembali ke Bumi.
Bumi kembali dihuni oleh manusia dan kembali penuh dengan tanaman dan hewan-hewan.

Bagaimanakah Kapten Mc Crea yang sudah sangat gemuk sehingga berdiri saja susah dan Wall-E si robot pembersih yang tentu saja tidak dilengkapi dengan senjata mematikan bisa mengalahkan Robot Auto yang dibantu semua robot-robot tentaranya yang bersenjata lengkap ?
Di masa depan, bumi terpaksa harus ditinggalkan lantaran sudah dipenuhi sampah hasil produksi dari perusahaan Buy N Large yang tak bertanggung jawab. Untuk membersihkan sampah yang bertumpuk, dipilihlah WALL-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth-Class), robot kecil yang diprogram untuk melakukan pembersihan global ini.

Setelah 700 tahun, WALL-E (Benjamin Burtt) tak kenal lelah membersihkan sampah yang menggunung itu. WALL-E tak pernah mengeluh dan merasa kesepian. Semuanya berjalan lancar sampai suatu hari WALL-E bertemu EVE (Elissa Knight). EVE adalah robot cantik yang dikirim untuk mencari informasi apakah bumi sudah siap dihuni lagi.

Celakanya, WALL-E malah jatuh cinta pada EVE. Selama EVE berada di bumi, WALL-E berusaha untuk selalu melindungi EVE. WALL-E bahkan menunjukkan lokasi di mana ada tumbuhan yang mulai tumbuh. Bukti bahwa bumi sudah mulai menampakkan gejala dapat dihuni lagi.

EVE yang berpegang pada tugas yang diembannya, kemudian menghubungi pembuatnya. Beberapa waktu kemudian, sebuah pesawat datang menjemput EVE. WALL-E yang terlanjur cinta pada EVE kemudian ikut menyusup ke pesawat yang seharusnya hanya membawa EVE itu.

Pesawat itu kemudian membawa EVE dan WALL-E ke sebuah pesawat ruang angkasa besar yang ternyata berisi keturunan manusia yang meninggalkan bumi. Sayangnya tidak semua orang menginginkan kembali ke bumi.

Film animasi produksi Pixar ini mencoba mengusung ide yang sama dengan TOY STORY di mana benda mati bisa memiliki perasaan. Film ini jadi unik lantaran drama romantis ini dapat merangkul penonton baik anak-anak maupun orang dewasa.

Hal lain yang menarik adalah masalah pewarnaan. Bila film animasi biasanya menyuguhkan warna-warna yang cerah, maka film ini justru didominasi oleh warna kecoklatan. Namun justru di situ kelebihannya. Warna yang serba kecoklatan membawa kesan seolah kita berada di alam yang nyata namun di saat yang sama juga memberikan kesan asing.

Namun mungkin yang lebih menarik lagi adalah kepiawaian sanganimator yang mampu menghidupkan perasaan yang terjalin antara WALL-E dan EVE lewat segala keterbatasannya. Ada emosi yang kuat walaupun WALL-E dan EVE hampir tak pernah 'berbicara' dan tak ada emosi yang bisa ditampilkan dari raut muka.

Di luar angkasa, dimana manusia menetap untuk sementara, mereka dimanjakan oleh para robot yang melayani mereka. Sampai, untuk berjalan pun mereka harus duduk di sebuah mesin penggerak. Tidak heran kalau disalah satu adegannya, diperlihatkan ketika seorang manusia bernama John jatuh, ia tidak dapat berdiri. 

Pertama, saking gemuknya karena tidak pernah beraktifitas sedikit pun, Kedua, karena ia tidak pernah lepas dari mesin penggerak tersebut, sehingga ia lupa bagaimana caranya berdiri dan berjalan. Di film ini banyak adegan lucu dari ulah manusia yang mungkin bikin kita sedikit tersindir. Diijaman  sekarang aja, manusia sudah agak bermalas-malasan untuk beraktifitas, termasuk saya.
Setelah 700 tahun, Wall-E (Benjamin Burtt) tak kenal lelah membersihkan sampah yang menggunung itu. Wall-E tak pernah mengeluh dan merasa kesepian. Semuanya berjalan lancar sampai suatu hari Wall-E bertemu Eve (Elissa Knight). Eve adalah robot cantik yang dikirim untuk mencari informasi apakah bumi sudah siap dihuni lagi. Celakanya, Wall-E malah jatuh cinta pada Eve. Selama Eve berada di bumi, Wall-E berusaha untuk selalu melindungi Eve. Wall-E bahkan menunjukkan lokasi di mana ada tumbuhan yang mulai tumbuh. Bukti bahwa bumi sudah mulai menampakkan gejala dapat dihuni lagi.
Eve yang berpegang pada tugas yang diembannya, kemudian menghubungi pembuatnya. Beberapa waktu kemudian, sebuah pesawat datang menjemput Eve. Wall-E yang terlanjur cinta pada Eve kemudian ikut menyusup ke pesawat yang seharusnya hanya membawa Eve itu. Wall-e meninggalkan bumi Pesawat itu kemudian membawa Eve dan Wall-E ke sebuah pesawat ruang angkasa besar yang ternyata berisi keturunan manusia yang meninggalkan bumi. Sayangnya tidak semua orang menginginkan kembali ke bumi.
Sampailah pesawat tersebut dipesawat induk yang ternyata juga berasal dari bumi yang bernama AXIOM. Wall-E tercengang ternyata dipesawat itu banyak sekali manusia yang menggunakan seperti kursi roda tetapi tak ada rodanya, memakai baju sama, melakukan komunikasi menggunakan komputer dan waktu siang malam diatur oleh seorang kapten dan pilot otimatis dipanggil Auto. Keberadaan tanaman itu merupakan kabar gembira bagi kapten akan tetapi Auto telah disetting untuk melarng setiap kapten untuk kembali kebumi dengan alasan bumi tidak bisa ditempati.

Pertarungan pun terjadi antara Auto dan kapten secara sengit yang dimana kapten mendapat bantuan dari Wall-E dan Eve akan tetapi Auto memiliki anak buah robot yang juga membantunya. Manusia disini juga berjuang untuk berdiri dan jalan karena mereka dimanjakan dengan teknologi. Akhirnya peperangan ini dimenangkan oleh kapten dengan segenap perjuangan kapten, Wall-e, Eve dan semua seisi pesawat dan kembali kebumi. Akan tetapi Wall-E lupa ingatan sebab dia disiksa dan alat ditubunya rusak total dan kemudian diganti oleh Eve dengan suku cadang dibumi dan Wall-E dapat mengingat semua kembali.
WALL-E, sebuah robot yang secara tak sengaja terbawa ke pesawat ruang angkasa mereka, menjadi sebuah chaos yang mengubah ritme mekanik kehidupan mereka. Sebuah gangguan yang membuat one thing leads to another, akhirnya mengubah seluruh hidup mereka, membuat mereka bangun dari tidur mekanis mereka dan mulai mengambil keputusan. Dan akibatnya sejarah umat manusia berubah dan mereka memulai kembali peradaban manusia dengan meninggalkan "surga" dalam pesawat ruang angkasa yang mewah dan kembali ke bumi dan menanam sebuah "pohon kehidupan".
Sampailah pesawat tersebut dipesawat induk yang ternyata juga berasal dari bumi yang bernama AXIOM. Wall-E tercengang ternyata dipesawat itu banyak sekali manusia yang menggunakan seperti kursi roda tetapi tak ada rodanya, memakai baju sama, melakukan komunikasi menggunakan komputer dan waktu siang malam diatur oleh seorang kapten dan pilot otimatis dipanggil Auto. Keberadaan tanaman itu merupakan kabar gembira bagi kapten akan tetapi Auto telah disetting untuk melarng setiap kapten untuk kembali kebumi dengan alasan bumi tidak bisa ditempati.
Pertarungan pun terjadi antara Auto dan kapten secara sengit yang dimana kapten mendapat bantuan dari Wall-E dan Eve akan tetapi Auto memiliki anak buah robot yang juga membantunya. Manusia disini juga berjuang untuk berdiri dan jalan karena mereka dimanjakan dengan teknologi. Akhirnya peperangan ini dimenangkan oleh kapten dengan segenap perjuangan kapten, Wall-e, Eve dan semua seisi pesawat dan kembali kebumi. Akan tetapi Wall-E lupa ingatan sebab dia disiksa dan alat ditubunya rusak total dan kemudian diganti oleh Eve dengan suku cadang dibumi dan Wall-E dapat mengingat semua kembali.
Apa yang terjadi bila manusia tak lagi bermukim di bumi? Tahun-tahun ketika komputer telah semakin brilliant, dan robot mulai menggantikan banyak kerja-kerja manusia, dan kita telah punya beberapa tempat baru dari semesta yang luas ketimbang sekedar bumi yang terus-menerus merana? Bisa jadi, bumi itu hanya tinggal kenangan. Salah satu planet kecil dengan tanah, dan berjuta kerusakan. Wall-E, film animasi yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan dirilis oleh Walt Disney Pictures pada tahun 2008, mencoba mengambil tema cerita futuristik tentang masa kehancuran bumi (bisa dilihat di sini).
Sampah besar berserakan dimana-mana, badai besar selalu datang menghantam, cuaca menjadi sukar diprediksi, gas beracun memenuhi bumi yang menyerap oksigen dan tak membiarkannya lepas untuk manusia. Sebagian besar dari sampah itu adalah buangan dari barang-barang elektronik kita, yang tak terolah, dan menggunung hari demi hari. Dan, peradaban manusia tiba pada level yang mengkhawatirkan. Awal abad ke-22 menandai masa ketika kapitalisme mencapai puncaknya. Perusahaan raksasa Buy And Large (BnL) menjadi penguasa atas perekonomian dan sendi-sendi politik serta pemerintahan.
Maka, pertanggungjawaban kapitalisme itu mewujud dengan sebentuk perjudian. BnL akan menyelesaikan semuanya, dan manusia tinggal menunggu beberapa saat di luar angkasa dengan pesawat besar yang menampung mereka. Di bumi, robot-robot bergerak kesana-kemari, mencoba membersihkan bumi dari kegagalan manusia memikirkan prinsip daur ulang pada segenap benda-benda. Namun, bumi telah terlalu lama merana. Tiba saatnya bagi bumi untuk mengembalikan semuanya pada titik awal, dan mencoba melakukan mekanisme alamiahnya sendiri. Badai besar datang menggulung, membawa berton-ton gas yang tak cocok untuk hidup manusia, dan kehancuran menyapu peradaban.
Tahun 2110 bumi telah semakin tercemar. Tak lagi ada kemungkinan mahkluk hidup dapat punya tempat di sana. Hanya robot-robot yang tetap bekerja hendak menyelesaikan semua masalah manusia. Wall-E mendapat tugas untuk memadatkan sampah apa saja. Berminggu-minggu, bertahun-tahun, para robot itu bekerja mencoba peruntungan agar bumi kembali dapat dihuni manusia. Namun gagal. Bahkan robot pun seperti tak lagi mampu menyelesaikan masalah manusia atas pengrusakannya di bumi. Satu-persatu robot itu tumbang, dan bercampur menjadi sampah lainnya yang berserakan di sana-sini, 700 tahun kemudian. Tinggal satu robot kecil yang bertahan.
Wall-E kecil bergerak dengan roda mungil memadatkan sampah hingga menggunung jumlahnya. Sekian lama menghuni bumi dan mendapatkan tugas dari BnL telah membuatnya sedikit merasai berkah kecerdasan. Ia tidak saja menjalankan tugas mengepak sampah yang berjibun, tapi juga mengumpulkan benda-benda yang unik yang dapat ditemukannya. Lewat layar kaca ia belajar tentang dance dan arti cinta. Ini jadi semacam parodi yang cukup memuakkan bagi mahkluk manusia, tapi sekalian mengharukan.
Kita tak punya jawaban berarti mengapa Wall-E mampu berpikir dan bertindak laiknya manusia. Satu hal yang pasti, film ini hendak menegaskan bahwa saat kecerdasan itu terus bertambah, dan manusia telah mampu mencipta kreasi yang semakin baik, maka bisa jadi suatu saat komputer memang berpeluang menjadi pemikir yang terampil. Ia mampu memperbaiki diri sendiri, menciptakan tindakan-tindakan yang dipilih dari serangkaian kemungkinan, juga menerka apa yang harus diperbuat untuk menghadapi situasi tertentu. Seperti Wall-E yang mungil itu terus berjalan, dan merengkuh pengetahuan baru dari segala amatannya terhadap benda-benda, maka perasaan itu kemungkinan hanya impuls yang digerakkan oleh mekanisme berpikir.
Di luar angkasa, di atas pesawat super besar eksekutif bernama Axiom, manusia telah semakin membesar. Gemuknya bertambah-tambah. Segala kemudahan tekhnologis yang diciptakan untuk meringankan kerja-kerja manusia, perlahan menggerogotinya bagai penyakit. Tak ada pekerjaan berarti di sana, tak ada olah tubuh, tak ada yang remeh-temeh kecuali makan dan istirahat. Ketika segala hidup telah menjadi ringan oleh tekhnologi, maka sedikit demi sedikit tubuh menjadi tidak lagi penting. Di dalam mikrogravitasi yang kecil, perlahan manusia kehilangan kemampuan berdiri dan berjalan. Tangan dan kaki melemah, naluri sudah tak punya tempat, dan insting Freudian menjadi asing. Anak-anak mereka adalah anak-anak tekhnologi, bisa jadi juga sama saja dengan seks mereka.
Beratus-ratus tahun manusia bermukim di sana telah membuatnya lupa memikirkan jalan pulang. Bumi tak lagi dikenali. Seperti kata-kata Sang Kapten B.McCrea kepada komputer untuk menjelaskan tentang bumi, maka tempat kembali itu seperti tempat baru baginya. Sesuatu yang asing, dan unik. Saya tak mengira penjelasan komputer akan membuat sang kapten dapat berpikir untuk pulang, andai citra yang diberikan pada sang kapten adalah citra bumi yang diliputi kerusakan, saling bunuh, saling sikut, saling tipu-daya. Saya tak yakin yang asing itu dapat dilihat sebagai sesuatu yang baik.
Gambaran baik tentang bumi membuat sang kapten mulai berpikir untuk pulang. Buku panduan sudah mengisyaratkan agar mereka kembali, setelah tanda-tanda kehidupan telah ditemukan di bumi. Robot bernama Eve yang dikirim untuk mengetahui hal itu setidaknya benar menemukan harapan di sana. Ada tanda-tanda kehidupan di planet itu. Robot Eve yang dilukiskan dalam sosok putih yang melayang di udara, seolah menjadi konsep permulaan kembali pada kehidupan. Eve menjadi gambaran tentang sang Hawa yang diserukan untuk turun ke bumi, dan mempertemukannya dengan Wall-E belakangan, citra yang mempertautkannya sebagai Adam. Sebuah konsep permulaan kehidupan, hanya saja dalam bingkai benda-benda tekhnologi.
Namun, di sanalah semua konsep itu seperti beradu. Tekhnologi yang membunuh itu juga harus ditempatkan sebagaimana memandang manusia. Ada yang baik, ada yang buruk. Kepemimpinan menjadi kunci di sini. Sebuah alat penghancur sekalipun, dalam pikiran pengarang, akan menjadi hal yang baik bila berada di tangan yang baik. Tekhnologi, karenanya sekedar alat yang digunakan untuk membantu kerja-kerja manusia, tanpa harus membuat manusia itu terlepas dari kerjanya. Manusia yang menjadi produsen tekhnologi, adalah pemikir yang mesti memberdayakan benda-benda itu tidak untuk meringankan aktifitasnya, tetapi sekedar membantu aktifitasnya.
Perbedaannya mungkin kecil, tapi tetap harus dibedakan. Kini kita seperti tak pernah tahu kemana perkembangan tekhnologi akan membawa wajah dunia. Penggunaannya oleh manusia seperti kemungkinan-kemungkinan tanpa batas. Kita hanya tahu satu hal, bahwa meski software itu terus berkembang dengan kepesatan yang keterlaluan, hardware itu selalu butuh bahan olahan. Di sanalah kemampuan tekhnologi itu harus dipandang dalam batasnya yang layak diperhitungkan dengan hati-hati. Wall-E memberi kita satu pelajaran yang tidak terkira tentang penggunaan besar-besaran dari olahan bumi yang justru merusaknya sendiri.
Setiap benda tekhnologi itu adalah barang diam yang mati. Manusia lalu menjadi penggeraknya, mengaturnya, membuatnya dapat bekerja untuknya. Dari masa yang paling tua, tekhnologi itu telah amat dekat dengan keseharian manusia. Wall-E adalah gambaran tentang benda-benda itu, yang tak jauh berbeda dari benda-benda kebanyakan. Tetapi, kemampuannya merasakan sesuatu memberi penekanan tertentu terhadap jadinya benda-benda mati itu. Pengarang seperti menginginkan sosok seperti Wall-E memiliki ruh tertentu, hingga membuat kita harus kembali berpikir terhadap keberadaan benda-benda.
Tekhnologi itu telah menjadi teman paling dekat manusia. Gelas minum, puntung rokok, wajan masak, tempat bernaung, handphone, televisi, sendok makan, berada di sana sebagai sekedar benda-benda yang karena sudah dipandang sebagai barang sehari-hari, kadang menjadi tak begitu penting, tetapi juga amat genting. Kita seperti telah lupa berjalan keluar rumah tanpa mengenakan alas kaki, kita seperti sudah terprogram untuk memakai pakaian saat hendak bepergian, kita sudah terbiasa minum dengan menggunakan gelas. Tekhnologi itu sudah teramat dekat dengan kita, seperti Wall-E dan robot-robot lainnya pada suatu ketika nanti.
Tekhnologi menjadi teman yang dekat, karena bersamanya kita bisa lebih mudah mengerjakan sesuatu. Memberdayakannya adalah tabiat kecerdasan kita. Tapi, yang harus diingat, bahwa memberikan hak kepada benda-benda itu adalah satu hal, dan tetap berpegang bahwa sejauh apapun tekhnologi tetaplah sekedar buatan kita sendiri, adalah hal lainnya. Sejauh apapun tekhnologi itu telah membimbing kita, meringankan kerja kita, kita tak dapat lupa, mengkhayalkan bahwa kita tak pernah bisa hidup tanpa mereka adalah isyarat yang kemungkinan juga tak benar. setiap menit nya saya dibuat terkagum-kagum oleh film ini.
mulai dari sinematografi, animasi, background musik, pesan moral, hal-hal yang lucu, indah, romantis, dan menegangkan.
bisa dibilang seluruh adegan di film WALL-E adalah momen-momen terbaik. namun jika diharuskan memilih satu atau dua momen terbaik,
maka saya akan memilih saat ketika WALL-E dan eve berdansa di luar angkasa. sungguh indah dan menakjubkan.

Ujung kisah Wall-E menunjukkan sebentuk pertautan, semacam cara berdamai dengan tekhnologi. Ladang-ladang disemai oleh para robot. Mereka ikut serta berada di sana, berperan sebagai cangkul petani di masa depan. Kita jelas mengkhayalkan sebuah dunia yang kembali ke titik awal. Tetapi tidak. Barang-barang itu telah berada di sana, justru oleh kemampuan manusia sendiri. Oleh otak mereka juga. Yang dapat dilakukan kini adalah memberdayakan benda-benda itu sebaik mungkin, tetapi tangan kita harus tetap bergerak, dan kaki kita mesti tetap melangkah, bahkan ketika benda-benda telah mampu menggantikan kemampuan itu.
Bagaimana jika manusia meninggalkan planet Bumi dan seseorang lupa menon-aktifkan robot miliknya? Wall-E, menghabiskan hari-harinya melakukan hal-hal yang memang ia diciptakan untuk itu. Namun dengan cepat Wall-E tersadar mengapa ia diciptakan, sebagaimana petualangannya melintasi galaksi untuk mengejar mimpinya. Mimpinya ialah untuk mendapatkan seorang teman, karena di bumi sudah tidak ada teman lagi kecuali seekor kecoa yang setiap hari selalu menemaninya.
Selain itu, ada misi tambahan setelah dia telah mencapai sebuah pesawat luar angkasa yang berpenghuni ratusan umat manusia yang belum pernah melihat bumi, karena mereka semua di kirim ke luar angkasa oleh moyangnya, yaitu menyelamatkan sebuah tanaman yang ia tanam di sepatu bekas temuannya. Karena tanaman itu bisa membuat pesawat luar angkasa itu bisa kembali ke bumi.
Sekilas tentang film Wall-e ini, ada hubungannya dengan sistem informasi. Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dalam film ini robot Wall-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth-Class), robot kecil yang diprogram untuk melakukan pembersihan global. Sehubungan dengan informasi, Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, dan memiliki suatu nilai yang bermanfaat. Dalam film ini, robot Wall-e telah memberi informasi atau pesan yang mempunyai nilai yang bermanfaat, sebagai contoh informasi yang dapat diambil dari film ini adalah manusia lah yang bertanggung jawab untuk membersihkan bumi. Menanaminya dengan tanaman, menjaganya agar tak tercemar kembali. Bukan bermalas-malasan dan memberikan semua tugas mereka kepada sebuah robot.
Ilmu  dan budaya semuanya dikembangkan manusia. Dari film Wall-E ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak terlepas dari teknologi, sistem, informasi dan budaya. Manusia menggunakan teknologi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak dampak positif yang kita dapat dengan menggunakan teknologi , yaitu pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat, kebutuhan dapat terpenuhi dengan cepat, segala aktivitas-aktivitas dapat berjalan dengan lancar, dan masih banyak lagi. Selain dampak positif yang kita peroleh dengan adanya teknologi (robot), kita juga akan mendapat dampak negatifnya. Dampak negatifnya adalah manusia menjadi malas dan manusia menjadi ketergantungan dengan adanya teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi tenaga kerja manusia lama kelamaan akan kalah saing oleh robot, robot yang diciptakan manusia akan lebih pintar dari manusia nya hhehehehe.

Resensi                                :
  http://pythaijo.blogspot.com/2009/02/wall-e.html 
  http://www.artiku.com/2008/08/15/wall-e-kisah-yang-bisa-menjadi-nyata/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar